ZonaKukuh2014. Powered by Blogger.

Oleh-Oleh Khas Juwana

 Krupuk Bandeng

         Krupuk dengan bahan dasar bandeng segar dari hasil tambak juwana yang terkenal enak, tidak salah lagi kalau menjadi salah satu buah tangan bagi anda yang datang di juwana. Krupuk bandeng ini  diproduksi di salah satu desa di Kecamatan Juwana tepatnya di Desa Langgen Harjo kurang lebih 3 Km dari alun - alun Juwana sendiri. jika anda lewat Juwana jangan sampai lupa membeli oleh-oleh krupuk cap Bandeng Juwana karena hanya ada di Juwana.

 

BANDENG JUWANA


            Kecamatan Juwana yang terletak lebih kurang 10 kilometer ke arah timur dari pusat Pemerintahan Kabupaten Pati dikenal karena potensi perikanannya. Tak hanya perikanan laut, kecamatan ini juga mempunyai hasil perikanan budi daya yang melimpah.
Saking terkenalnya, salah satu jenis ikan hasil budi daya yang mempunyai warna sisik seputih mutiara ini sampai dijadikan merek dagang salah satu toko di kawasan pusat oleh-oleh di Kota Semarang.
            Ya, bandeng juwana. Dibandingkan bandeng dari daerah lain, bandeng juwana punya cita rasa yang lebih unggul. Bandeng juwana tak beraroma lumpur. Menurut pengakuan sejumlah petani pembudidayanya, hal itu karena didukung kondisi geografis wilayah Juwana. Pasalnya, areal tambak bandeng tak jauh dari laut dan Sungai Juwana yang hampir tak pernah mengering. Dengan begitu, para petani lebih dimudahkan dalam menjaga kadar keasaman (pH) air kolam budi daya.
            “Saat pertama kali mengisi air—yang berasal dari campuran air laut dan air sungai—ke dalam tambak, derajat keasamannya harus mencapai 10-11. Nanti, setelah sekitar satu bulan baru ditambah air yang diambil dari sungai. Dengan begitu, pH air akan turun menjadi sekitar 8-9. Hal ini yang membuat bandeng dari Juwana tak berbau lumpur. Selain itu, kualitas tanah di areal tambak yang ada di Juwana juga masih cukup bagus,” terang Narso (37), petani budi daya bandeng di Desa Bakaran Kulon, saat ditemui Suara Merdeka, Kamis (22/9).
Dari 5.593 hektare luas wilayah Kecamatan Juwana, lebih kurang 2.000 hektare di antaranya merupakan areal tambak. Jadi, tak heran jika rata-rata produksi bandeng di Juwana mampu mencapai lebih dari 4.000 ton per tahun. Areal tambak seluas itu tersebar di Desa Trimulyo, Bajomulyo, Raci, Bakaran Lor, Bakaran Kidul, Angung Mulyo, Langgenharjo dan Growong.
“Selain di Juwana, sebenarnya ada juga beberapa kecamatan di Kabupaten Pati yang juga memiliki wilayah tambak budi daya bandeng. Misalnyal, Kecamatan Tayu, Dukuhseti, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa dan Batangan. Tetapi memang potensi serta luas tambak bandeng di Juwana lebih besar. Luas seluruh areal tambak di Kabupaten Pati lebih kurang 10.000 hektare. Sementara luas areal Tambak di Juwana saja mencapai lebih dari 2.000 hektare,” terang Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati Ir Slamet Singgih P MSi.
Dalam setahun, setidaknya petani bisa memanen bandeng sebanyak dua kali. Rata-rata hasil panen petani bisa mencapai 1-1,3 ton per hektare. Untuk mendapatkan hasil panen sebanyak itu, petani menebar sekitar 15 ribu nener (benih bandeng). “Dari nener hingga siap panen, yang bertahan hidup biasanya hanya sekitar 60 persen,” kata Suwarto.
            Asal harganya tak jatuh (di bawah Rp 10.000 per kilogram), menurutnya, budi daya bandeng masih cukup menguntungkan. Pasalnya, keuntungan yang diraih petani saat penen bisa mencapai di atas 50 persen dari penjualan hasil panen. Terlebih, bila petani bisa memaksimalkan penggunaan pakan alami. Sehingga ongkos untuk pembelian pakan buatan yang harganya mencapai Rp 140.000-Rp 200.000 per sak (50 kilogram) dapat ditekan. Sementara harga pupuk yang dipakai untuk memunculkan pakan alami hanya sekitar Rp 81.000-Rp 90.000 per sak.
“Setelah ditambah dengan biaya yang lain, modal yang dibutuhkan untuk tiap masa produksi mencapai sekitar Rp 2 juta. Harga bandeng di tingkat petani sejauh ini masih sekitar Rp 14-15 ribu per kilogram,” katanya. Harga tersebut naik sekitar Rp 3.000 per kilogram dari harga sebelumnya.
            Di sisi lain, bandeng tak hanya menguntungkan bagi petani. Sejak beberapa tahun terakhir industri kecil yang mengolah bandeng menjadi produk makanan yang bermunculan di Juwana. Bandeng cabut duri, bandeng presto (duri lunak) hingga bakso, kerupuk, sosis, nuget, misalnya.
            H Sugito, salah satunya. Selain di Pati, pemilik UD Amanah, Juwana, ini telah berhasil memasarkan bandeng cabut duri produksinya mulai dari Bali, Malang, Mojokerto, Rembang, Kudus, Semarang, Solo, Yogyakarta, Jakarta hingga Bandung. “Karena saking banyaknya pesanan yang datang, tak jarang saya sampai kuwalahan,” katanya.
Berdasarkan pengalamannya selama bergelut dalam industri tersebut, diakui, minat konsumen terhadap produk bandeng Juwana masih sangat tinggi. Pasalnya, kualitas bandeng Juwana sudah sangat dikenal masyarakat luas.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/09/25/160363/Bandeng-Juwana-Terkenal-karena-Rasa

 

2 comments:

Kritik dan Saran

Name

Email *

Message *