“Dan bahwasanya Dia-lah yang
menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.” (QS. An Najm [53]:45)
“Dan Kami jadikan kamu
berpasang-pasangan.” (QS. An Naba [78]:8)
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia
menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis
binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak
dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuara [42]:11)
Dari beberapa ayat di atas jelas
bahwa Allah SWT telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidup
kita kelak. Setelah mengetahui bahwa memang fitrahnya manusia memiliki
pasangan, lalu pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah jodoh kita? Nah ini dia
pertanyaan yang kadang membuat hati dag dig dug, terutama di benak hati kaum
hawa hehehe
Rezeki, Jodoh dan Maut
Quote:Rezeki, jodoh dan maut adalah
rahasia Allah SWT yang kita tidak akan mengetahuinya. Seperti beberapa hari
yang lalu nenek saya baru meninggal, tidak ada yang bisa memprediksi meskipun
dokter mengatakan kondisi sudah membaik. Sama halnya seperti jodoh, kita tidak
tahu siapa yang akan menjadi jodoh kita . Bahkan sepupu saya yang sudah
bertunangan dan berencana akan menikah, ternyata putus di tengah jalan dengan
tunangannya dan akhirnya menikah dengan orang yang berbeda. Inilah misteri
jodoh.
Namun, bukan karena jodoh menjadi
rahasia Allah SWT, maka kita jadi santai duduk-duduk, tidur-tiduran di rumah
dan menunggu sampai jodoh itu datang dari atas awan. Tidak akan ada cerita
seperti itu. Hal yang harus kita lakukan adalah terus berusaha dan berdoa
kepada Allah SWT agar diberikan jodoh yang terbaik.
Menikah itu bukan hanya sekedar
menyatukan dua insan atau menyambung silaturahmi dua keluarga, tapi hukumnya
adalah ibadah. Itulah sebabnya Rasulullah menganjurkan untuk menikah dan dalam
salah satu haditsnya beliau mengatakan bahwa orang yang menikah itu telah
menyempurnakan setengah agamanya . Karena sesuatu yang tadinya haram dilakukan
sebelum menikah maka menjadi halal hukumnya setelah menikah.
Menikah Muda
Quote:Setelah sudah mantap untuk
menikah, lalu pertanyaan selanjutnya adalah, siapkah kita menikah di usia muda?
Jawabannya pasti macam-macam, ada yang bilang “Wahhh belum kerja nih Pak!” atau
“Belum siap lahir batin Om!” atau “Mau ngasih makan istri apa nanti?” , dan
berbagai jawaban defensive lainnya. Tapi sepengamatan ane jawaban yang paling
banyak adalah karena merasa belum ada rezeki yang cukup untuk membiayai hidup
setelah pernikahan.
Kalau menurut ane, jangan takut untuk
menikah, biar urusan rezeki nanti Allah SWT yang atur . Bukankah Dia Sang Maha
Kaya? Dan banyak orang-orang, termasuk teman ane yang justru rezekinya
bertambah setelah menikah, dan orang-orang yang masih takut menikah tetap
seperti itu aja hidupnya, stagnan.
Berbicara mengenai usia menikah muda
itu relatif. Kalau menurut UU Kepemudaan, seseorang dikatakan pemuda/i itu
sampai batas umur 30 tahun . Tapi kalau menikah pada saat 30 tahun, itu jelas
bukan di usia muda lagi . Makanya usia muda itu bermacam-macam penafsirannya,
bisa saja berarti usia produktif (17-35 tahun), atau usia subur (20-30 tahun),
atau bisa juga usia remaja (15-25 tahun). Tapi, dalam konteks ini, orang banyak
mempersepsikan kurang lebih di kisaran umur 17-23 tahun.
Apa menikah muda itu enak? Hampir 90%
dari orang yang menikah di usia muda memberikan jawaban enak, bahkan ada yang
bilang enak banget. ane juga melihat dari beberapa teman-teman yang sudah
menikah si emang enak kayanya. Berikut beberapa pendapat pribadi ane mengenai
keuntungan dan kerugian menikah muda, boleh setuju boleh enggak
Keuntungan:
1. Usia yang produktif. Umur 17-23
tahun adalah masa-masa full of energy and full of power! Hehehe.. Makanya
mengapa kalangan medis menyebutkan bahwa usia 20-an adalah saat terbaik untuk
bereproduksi karena keadaan sang Ibu dalam kondisi prima. Pada usia ini
kemungkinan melahirkan anak yang lucu, montok, sehat dan imut sangatlah besar.
2. Berpahala. Menikah itu
menghindarkan kita dari perbuatan zina serta memberikan suatu media yang legal
dan halal untuk menyalurkan kebutuhan biologis, yang dulu kalau sebelum nikah
haram dilakukan tapi setelah menikah menjadi halal. Setelah menikah, istri yang
patuh kepada suaminya pun akan mendapat pahala, dan hal-hal baik lainnya
3. Membawa keberkahan. Menikah akan
mendatangkan keberkahan dari Allah SWT, Insha Allah rezeki bertambah, hidup
semakin bahagia, dll
4. Mempunyai tempat sharing dan
berbagi. Manusia pasti membutuhkan teman berbagi dalam suka dan duka. Nah,
kalau sudah punya suami atau istri kan enak, bisa saling cerita dan saling
support jika ada masalah. Selain itu, bisa saling tukar ilmu dan diskusi, dan
bukan hal yang mustahil dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing, bisa
membuat suatu usaha. Misalkan sang suami jago bisnis dan marketing, sementara
sang istri jago masak. Hasil akhir? buka restoran.
5. Hati menjadi tenteram dan penuh
kasih sayang . Istri dan anak adalah penyejuk hati. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT: ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir.” (QS. 30: 21).
6. Menjadikan pribadi lebih dewasa.
Banyak kita melihat adanya perubahan perilaku dari orang-orang yang telah
menikah menjadi lebih dewasa, bertanggung jawab dan berkomitmen di dalam hidup.
Sahabat kecil ane yang sekarang sudah menikah dan punya anak, kelakuannya sudah
lebih baik dan berbeda dibandingkan dulu yang suka “loncat loncat”. Dalam
bahasa Al-Qur’an pun, pernikahan disebut sebagai mitsaqan ghalizha atau
“perjanjian yang kuat dan berat”. Pernikahan bukan sesuatu yang main-main,
tanggung jawab bagi kedua belah pihak semakin bertambah.
7. Saving money. Dengan menikah di
usia muda, kemungkinan selamat dari penghamburan waktu dan uang sangat besar.
Biasanya kalo masih single pas malam minggu hang out bareng temen-temen dan
banyak menghabiskan uang , tapi kalau sudah berkeluarga mending nonton DVD
dirumah bersama anak dan istri sambil makan jagung bakar.. oohhh so sweetttt
8. Ada yang ngurusin hehehe.. ini
mungkin terlihat hal sepele, tapi ngaruh juga. Contohnya seperti ane yang
tinggal sendirian di apartemen di Doha, paling males kalo harus masak. Akhirnya
tiap malam ane sering makan indomie. Ane bandingkan dengan teman-teman yang
memiliki istri, kayanya enak bener tiap pulang kuliah langsung masuk apartemen
dan makanan sudah terhidang!
Lalu apa kerugian menikah muda?
Quote:
1. Ego masih besar. Orang-orang yang
masih di kisaran umur 17-23 tahun mayoritas adalah ABG yang baru beranjak
dewasa alias ababil (ABG labil) , dimana tingkat kematangan belum stabil dan
gejolak emosi masih membara . Jadi kalau antara suami istri tidak pandai
mengatur emosi, dan dua-duanya sama-sama keras, maka jadinya batu lawan batu,
alias pecahhhh!
2. Waktu untuk diri sendiri jadi
berkurang. Kalau dulu mungkin sering nongkrong-nongkrong, sekarang sudah beda.
Kemana manapun tidak bisa sebebas dulu . Contohnya teman kampus ane di sini.
Dulu katanya waktu muda senang mengembara, sekarang sudah tidak memungkinkan
sebebas dulu.
3. Mengorbankan beberapa cita-cita.
Dulu sewaktu belum menikah, mungkin ibaratnya kita mau menjelajah dunia, mau
kuliah disini, mau kerja di negeri sana, dll. Saat sudah menikah, tentunya
sebelum kita memutuskan melakukan sesuatu, ada banyak pertimbangan yang harus
dilakukan, dan ada kemungkinan beberapa cita-cita kita harus ada yang
dikorbankan demi kepentingan keluarga.
Bagaimana memilih Calon Suami atau Istri?
Dalam hal memilih calon istri,
Rasululullah telah mengajarkan dalam sabdanya: ”Wanita itu dinikahi karena
empat hal, karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasab (keturunan) nya,
karena agamanya. Maka pilihlah alasan menikahinya karena agamanya, karena akan
sejahtera hidupmu. Kalau tidak, maka merugilah” (Muttafaq ‘alaih).
Rasulullah kemudian memperkuat dengan
sabdanya: ”Barang siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, maka
Allah tidak akan menambahkan baginya kecuali kehinaan. Barang siapa yang
menikahi seorang wanita karena kekayaannya, maka Allah tidak akan menambahkan
baginya kecuali kefakiran.”
Beliau melanjutkan, ”Barang siapa
yang menikahi seorang wanita karena kemuliaan nasab (keturunan) nya, maka Allah
tidak akan menambahkan baginya kecuali kerendahan. Dan, barang siapa yang
menikahi seorang wanita dan ia tidak menginginkan kecuali supaya dapat
menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya atau menyambung tali silaturahim,
maka Allah akan memberkahi mereka berdua.” (HR Thabrani).
Dalam dua hadits tersebut jelas bahwa
ada 4 hal utama yang dipilih saat menikah, yaitu karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya dan agamanya. Dari keempat itu, Nabi Muhammad SAW menyuruh kita
untuk memilih berdasarkan agamanya. Hal ini berlaku untuk pria dan wanita.
Jangan salah paham, bukan berarti
Rasulullah melarang kita untuk menikah dengan wanita yang cantik atau pria yang
tampan, atau yang kaya atau dari keturunan yang baik. Hal itu tentu saja boleh.
Yang dimaksud dalam hadits itu adalah tentang niat dan prioritas awal dalam
menikahi seseorang.
Prioritas pertama yang harus dipilih
adalah agamanya, atau dalam artian harus seiman . Selanjutnya terserah agan!
Mau menikah dengan wanita yang kaya? Tentu boleh . Dengan wanita dari keturunan
yang baik? Tentu juga boleh . Dengan wanita yang cantik? Boleh banget!
Namun, semua itu valid setelah
prioritas pertama dipenuhi, yaitu karena agamanya atau seiman. Jadi, setelah
kita menemukan calon yang seiman, lalu ternyata dia juga cantik, kemudian
alhamdulillah dari keluarga baik-baik dan ternyata kaya raya, wahhh itu namanya
dapet paket hemat komplit! Hahahahaa…
Kesimpulan
Kalau sudah ketemu, jangan terlalu
lama menunggu, langsung ngomong ke Nyak dan Babe minta dinikahin, lalu segera
ijab qabul and berusahalah mencari jodoh yang baik hati, rajin menabung, tidak
sombong dan yang paling penting, seiman! welcome to the new world!
Sumber : http://www.kaskus.co.id/thread/52667d85f7ca17d86e000003/misteri-jodoh-dan-menikah-muda-yg-ngebet-pengen-nikah-masuk/
No comments:
Post a Comment