Krupuk Bandeng
Krupuk dengan bahan dasar bandeng segar dari hasil tambak juwana yang
terkenal enak, tidak salah lagi kalau menjadi salah satu buah tangan
bagi anda yang datang di juwana. Krupuk bandeng ini diproduksi di salah
satu desa di Kecamatan Juwana tepatnya di Desa Langgen Harjo kurang
lebih 3 Km dari alun - alun Juwana sendiri. jika anda lewat Juwana
jangan sampai lupa membeli oleh-oleh krupuk cap Bandeng Juwana karena
hanya ada di Juwana.
BANDENG JUWANA
Kecamatan Juwana yang terletak lebih kurang 10
kilometer ke arah timur dari pusat Pemerintahan Kabupaten Pati dikenal karena potensi
perikanannya. Tak hanya perikanan laut, kecamatan ini juga mempunyai hasil
perikanan budi daya yang melimpah.
Saking
terkenalnya, salah satu jenis ikan hasil budi daya yang mempunyai warna sisik
seputih mutiara ini sampai dijadikan merek dagang salah satu toko di kawasan
pusat oleh-oleh di Kota Semarang.
Ya, bandeng juwana. Dibandingkan
bandeng dari daerah lain, bandeng juwana punya cita rasa yang lebih unggul.
Bandeng juwana tak beraroma lumpur. Menurut pengakuan sejumlah petani
pembudidayanya, hal itu karena didukung kondisi geografis wilayah Juwana.
Pasalnya, areal tambak bandeng tak jauh dari laut dan Sungai Juwana yang hampir
tak pernah mengering. Dengan begitu, para petani lebih dimudahkan dalam menjaga
kadar keasaman (pH) air kolam budi daya.
“Saat pertama kali mengisi air—yang
berasal dari campuran air laut dan air sungai—ke dalam tambak, derajat
keasamannya harus mencapai 10-11. Nanti, setelah sekitar satu bulan baru
ditambah air yang diambil dari sungai. Dengan begitu, pH air akan turun menjadi
sekitar 8-9. Hal ini yang membuat bandeng dari Juwana tak berbau lumpur. Selain
itu, kualitas tanah di areal tambak yang ada di Juwana juga masih cukup bagus,”
terang Narso (37), petani budi daya bandeng di Desa Bakaran Kulon, saat ditemui
Suara Merdeka, Kamis (22/9).
Dari 5.593 hektare
luas wilayah Kecamatan Juwana, lebih kurang 2.000 hektare di
antaranya merupakan areal tambak. Jadi, tak heran jika rata-rata produksi
bandeng di Juwana mampu mencapai lebih dari 4.000 ton per tahun. Areal tambak
seluas itu tersebar di Desa Trimulyo, Bajomulyo, Raci, Bakaran Lor, Bakaran
Kidul, Angung Mulyo, Langgenharjo dan Growong.
“Selain di Juwana,
sebenarnya ada juga beberapa kecamatan di Kabupaten Pati yang juga memiliki wilayah
tambak budi daya bandeng. Misalnyal, Kecamatan Tayu, Dukuhseti, Margoyoso,
Trangkil, Wedarijaksa dan Batangan. Tetapi memang potensi serta luas tambak
bandeng di Juwana lebih besar. Luas seluruh areal tambak di Kabupaten Pati lebih kurang 10.000 hektare.
Sementara luas areal Tambak di Juwana saja mencapai lebih dari 2.000 hektare,”
terang Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Pati Ir Slamet Singgih P MSi.
Dalam setahun,
setidaknya petani bisa memanen bandeng sebanyak dua kali. Rata-rata hasil panen
petani bisa mencapai 1-1,3 ton per hektare. Untuk mendapatkan hasil panen
sebanyak itu, petani menebar sekitar 15 ribu nener (benih bandeng). “Dari nener
hingga siap panen, yang bertahan hidup biasanya hanya sekitar 60 persen,” kata
Suwarto.
Asal harganya tak jatuh (di bawah Rp
10.000 per kilogram), menurutnya, budi daya bandeng masih cukup menguntungkan.
Pasalnya, keuntungan yang diraih petani saat penen bisa mencapai di atas 50
persen dari penjualan hasil panen. Terlebih, bila petani bisa memaksimalkan
penggunaan pakan alami. Sehingga ongkos untuk pembelian pakan buatan yang
harganya mencapai Rp 140.000-Rp 200.000 per sak (50 kilogram) dapat ditekan.
Sementara harga pupuk yang dipakai untuk memunculkan pakan alami hanya sekitar
Rp 81.000-Rp 90.000 per sak.
“Setelah ditambah
dengan biaya yang lain, modal yang dibutuhkan untuk tiap masa produksi mencapai
sekitar Rp 2 juta. Harga bandeng di tingkat petani sejauh ini masih sekitar Rp
14-15 ribu per kilogram,” katanya. Harga tersebut naik sekitar Rp 3.000 per
kilogram dari harga sebelumnya.
Di sisi lain, bandeng tak hanya
menguntungkan bagi petani. Sejak beberapa tahun terakhir industri kecil yang
mengolah bandeng menjadi produk makanan yang bermunculan di Juwana. Bandeng
cabut duri, bandeng presto (duri lunak) hingga bakso, kerupuk, sosis, nuget,
misalnya.
H Sugito, salah satunya. Selain di
Pati, pemilik UD Amanah, Juwana, ini telah berhasil memasarkan bandeng cabut
duri produksinya mulai dari Bali, Malang, Mojokerto, Rembang, Kudus, Semarang,
Solo, Yogyakarta, Jakarta hingga Bandung. “Karena saking banyaknya pesanan yang
datang, tak jarang saya sampai kuwalahan,” katanya.
Berdasarkan
pengalamannya selama bergelut dalam industri tersebut, diakui, minat konsumen
terhadap produk bandeng Juwana masih sangat tinggi. Pasalnya, kualitas bandeng
Juwana sudah sangat dikenal masyarakat luas.
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/09/25/160363/Bandeng-Juwana-Terkenal-karena-Rasa
Bagi yang bingung ingin membuka usaha presto silahkan klik Sukses Usaha Presto Dengan Menggunakan Panci Presto Semoga Sukses. :)
ReplyDeleteInuk e..
ReplyDelete